Membuat dan Menganalisa Laporan Rugi-Laba (Bag. 2)
Jumat, 24 April 2020
Edit
Membuat dan Menganalisa Laporan Rugi-Laba (Bag. 2)
Sebelumnya kita pernah membahas tentang Membuat dan Menganalisa Laporan Rugi-Laba (Bag. 1), sekarang, yuk kita mulai lanjutannya!
Laporan Laba Rugi Common Size – Cara Buat Angka Jadi Bermakna
Tahukah Anda, kalau Anda dapat mengetahui apakah laporan rugi-laba perusahaan membaik atau memburuk, dengan cara membandingkan laporan laba rugi setiap periode? Ya! Anda bisa menggunakan periode perbulan, perkuartal (pertiga bulan), atau pertahun, untuk melakukan pembandingan.
Namun membandingkan langsung angka-angka dalam laporan rugi laba akanlah sulit mengartikannya. Itu sebabnya, cara mudah yang dipakai untuk mendapatkan gambaran obyektif perubahan laporan rugi laba dari waktu ke waktu adalah dengan mengubahnya menjadi laporan rugi laba common size.
Laporan rugi laba common size adalah laporan laba rugi di mana setiap angka ditunjukkan dalam bentuk persentase dari angka penjualan. Laporan rugi laba dalam bentuk ini memiliki keuntungan di antaranya:
- Mempermudah analisa antar periode.
- Mengetahui dengan cepat kenaikan & penurunan setiap bagian laporan rugi laba.
- Mengidentifikasi komponen yang berdampak besar pada laba.
Silakan lihat contoh di bawah ini:
Dengan mengubahnya menjadi jenis laporan rugi laba common size, keadaan keuangan perusahaan yang sesungguhnya menjadi jelas. Laporan rugi laba ini menunjukkan persentase harga pokok penjualan turun, walaupun secara nominal, jumlahnya meningkat dari 63 juta menjadi 66 juta.
Dampaknya, persentase laba bersih naik dari 13.3% menjadi 17% dan nominal uangnya naik dari 12 juta menjadi 17 juta. Selanjutnya, apabila Anda sudah memiliki laporan rugi laba periode berikutnya, Anda dapat membuat analisa tren. Analisa tren akan memberikan gambaran paling obyektif tentang kondisi perusahaan dari periode ke periode.
Mulai Menghitung Titik Impas (Break Even Point)
Langkah teramat penting yang dapat dihitung sesudah Anda mempunyai laporan rugi laba atau proyeksi laporan rugi laba (bila bisnis Anda masih baru) adalah menghitung titik impas (break even point). Titik impas (break even point) adalah angka penjualan dalam nominal uang dan jumlah unit yang harus dicapai, agar menutupi seluruh pengeluaran harga pokok penjualan dan biaya yang timbul untuk menjalankan perusahaan.
Ketika mencapai titik impas, Anda sudah tidak lagi menderita kerugian. Setiap pebisnis saat memulai usaha harus mengetahui angka break even point karena itu menjadi target pertama yang harus dicapai sebelum meraih keuntungan. Sangatlah esensial untuk memahami perbedaan yang terjadi antara pemasukan dan laba. Setiap penjualan menghasilkan pemasukan.
Namun sesudah penjualan melewati titik di mana semua harga pokok barang serta biaya operasional terbayar, barulah penjualan di atas itu menghasilkan laba.
Untuk menghitung titik impas (break even point) anda harus mengetahui:
- Fixed Cost (FC) – Biaya tetap (operasional & non-operasional)
- Price (P) – Harga jual satuan barang
- Variable Cost (VC) – Biaya variabel untuk memproduksi satuan unit barang
Rumus Menghitung Titik Impas (Break Even Point). Terdapat dua rumus untuk menghitung BEP yaitu:
- BEP Unit – Jumlah unit barang yang harus dijual
- BEP Sales – Angka penjualan yang harus dicapai
Rumus BEP Unit = FC / (P – VC)
Rumus BEP Sales = FC / [1 – (VC/P)]
Contoh kasus:
Anda mau membuka usaha menjual roti di mana perincian perhitungannya sebagai berikut:
- Biaya tetap adalah Rp 100 Juta
- Harga jual donat Rp 9.000/buah
- Biaya produksi roti Rp 3.000/buah
- BEP Unit = 100 Juta / (9.000 – 3.000)
= 16.667 buah target unit penjualan
BEP Sales = 100 Juta / [1 – (3.000/9.000)]
= 100 Juta / [1 – 0.33]
= 100 Juta / 0.67
= Rp 149,25 Juta target angka penjualan
Cara Membaca Kesehatan Perusahaan dari Laporan Laba Rugi
Membuat laporan laba rugi yang akurat dan siap tepat waktu adalah pekerjaan pertama.
Selanjutnya, Anda harus mampu membaca dan menganalisanya untuk menentukan langkah sebagai berikut:
- Bila laporan laba rugi buruk, mengubahnya menjadi baik.
- Bila laporan laba rugi baik, membuatnya menjadi lebih baik lagi.
Cara membaca dan menganalisa adalah dengan menghitung rasio finansial dari komponen-komponen pembentuk laporan laba rugi.
Pakailah delapan (8) rasio finansial di bawah ini untuk memantau profitabilitas perusahaan Anda:
1. Margin Kenaikan/Penurunan Penjualan (Sales Growth Margin)
Cara menghitung margin kenaikan/penurunan penjualan adalah penjualan periode ini dikurangi dengan penjualan periode sebelumnya, lalu dibagi dengan penjualan periode sebelumnya.
% Kenaikan Penjualan = Penjualan Periode Ini – Penjualan Periode Sebelumnya / Penjualan Periode Sebelumnya
Perusahaan yang bagus dapat menaikkan penjualan per tahun sekitar 20%.
2. Margin Laba Kotor (Gross Margin)
Cara menghitung margin laba kotor adalah membagi laba kotor dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan persentase pendapatan penjualan yang tersisa sebagai laba kotor sesudah dipotong harga pokok penjualan.
% Laba Kotor = Laba Kotor / Penjualan
Perusahaan yang kuat memiliki margin laba kotor di atas 40%.
3. Margin Laba Operasional (Operational Profit Margin)
Cara menghitung margin laba operasional adalah membagi laba operasional dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa pendapatan yang tersedia sesudah mengurangi harga pokok penjualan dan biaya operasional.
% Laba Operasional = Laba Operasional / Penjualan
Laba operasional menjadi barometer penting yang selalu dilihat para analis untuk mengukur kemampuan perusahaan beroperasi secara menguntungkan. Laba operasional sering juga disebut laba sebelum bunga, pajak, depresiasi & amortisasi (EBITDA – Earning before tax, depreciation & amortization).
4 – Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Cara menghitung margin laba bersih adalah membagi laba bersih dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa pendapatan yang tersisa sesudah dikurangi harga pokok penjualan dan seluruh biaya untuk menjalankan perusahaan.
% Laba Bersih = Laba Bersih / Penjualan
5. SGA to Sales Ratio (Biaya Operasional Dibanding Penjualan)
Cara menghitung rasio SGA to sales adalah membagi biaya operasional dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan persentase biaya operasional terhadap penjualan.
% SGA to Sales = Biaya Operasional / Penjualan
Pantau rasio ini selalu berada dalam rentang stabil atau cenderung menurun yang berarti Anda memegang kendali biaya operasional. Perusahaan yang baik memiliki rasio di bawah 30%.
6. Interest Coverage Ratio
Cara menghitung rasio interest coverage adalah membagi laba operasional dengan biaya bunga. Interest coverage ratio adalah indikasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban membayar hutang.
Interest Coverage Ratio = Laba Operasional / Biaya Bunga
Rasio interest coverage yang layak adalah ≥ 5X (lebih besar atau sama dengan 5).
7. Imbal Balik atas Aset (Return on Assets)
Cara menghitung return on assets adalah membagi laba bersih dengan aset yang dikelola pemilik usaha. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengubah aset yang dikelola menjadi keuntungan.
Imbal Balik Atas Aset = Laba Bersih / Total Aset
Rasio yang rendah dibandingkan dengan perusahaan lain berarti pesaing anda telah menemukan jalan untuk beroperasi lebih efisien.
8. Imbal Balik atas Modal (Return on Equity)
Cara menghitung return on equity adalah membagi laba bersih dengan modal yang diinvestasikan pemilik usaha. Rasio dalam persentase ini menunjukkan jangka waktu perusahaan untuk mendapatkan kembali modal yang diinvestasikan.
Imbal Balik Atas Modal = Laba Bersih / Modal
Rasio ini sangat penting bagi pemilik usaha karena mengukur besarnya keuntungan yang didapat dibanding dengan resiko yang diambil saat menjalankan bisnis. Untuk mengetahui kondisi perkembangan perusahaan secara obyektif, Anda harus membandingkan dua hingga tiga laporan rugi-laba periode sebelumnya agar mengetahui naik turunnya masing-masing rasio di atas.
Waktunya Menganalisa Laporan Laba Rugi Anda
Saya yakin saat ini Anda sudah jauh meningkat pemahamannya tentang laporan laba rugi.
Pada artikel ini telah dibahas tentang seluruh komponen laporan rugi laba, lalu bagaimana merangkainya untuk membuatnya menjadi laporan rugi laba dan akhirnya cara menganalisa kesehatan perusahaan dengan rasio finasial.
Tidak lupa, sudah diajarkan pula cara menghitung titik impas (break even point). Pergunakan ilmu ini dalam perusahaan anda sendiri atau di tempat anda bekerja, pasti akan sangat bermanfaat.
Bagi Anda yang masih perlu bantuan untuk tenaga ahli keuangan untuk mengurus neraca keuangan, laporan Rugi-Laba, payroll, akuntansi dan perpajakan perusahaan Anda, Anda bisa menghubungi kami di FR Consultant Indonesia.
FR Consultant Indonesia, Solusi Pembuatan Laporan Keuangan dan Laporan Pajak Perusahaan dan Pribadi Hubungi 0813-8228-9991.