Memahami Arti Kebutuhan dan Keinginan Dalam Kacamata Ekonomi
Jumat, 27 Maret 2020
Edit
Memahami Arti Kebutuhan dan Keinginan dalam Kacamata Ekonomi |
Memahami Arti Kebutuhan dan Keinginan dalam Kacamata Ekonomi
Di zaman now yang telah semakin mudah untuk berbelanja online, perilaku konsumtif rentan sekali menjerat kita. Karena kebanyakan dari kita sering kali bingung dalam memahami arti kebutuhan dan keinginan, tak sedikit yang malah tak bisa membedakan artinya sama sekali, sehingga mudah saja menganggap kedua itu adalah hal yang sama. Padahal keduanya berbeda. Keduanya juga memiliki pengaruh yang berbeda ketika kita memahami sesuai dengan maknanya masing-masing.
Sikap menyamakan arti dari kebutuhan dan keinginan, kerap kali akan membuat kita kesulitan dalam menata kas keuangan kita. Baik dalam sudut pandang pribadi, atau pun dalam sudut pandang usaha.
Dalam kacamata ilmu ekonomi, keinginan dan kebutuhan adalah dua hal berbeda, yang keduanya harus bisa dipahami cara menyikapinya. Berikut yang bisa saya tuturkan:
Apa sih Kebutuhan?
Kalau kamu belum bertemu penjelasan meyakinkan terkait kebutuhan, mungkin ini bisa menjadi jawaban. Kebutuhan adalah sesuatu yang dibutuhkan, yang mana tanpa hal tersebut, sebuah sistem tidak bisa berjalan dengan seutuhnya. Kebutuhan bisa dikatakan sebagai syarat, dan hampir selalu dipastikan harus ada.
Kebutuhkan biasanya juga merupakan komponen-komponen dasar dalam kehidupan manusia. Yang mana, tanpa adanya komponen tersebut, kehidupan kita akan mengalami kepincangan.
Contohnya: bahan bakar pada sebuah kendaraan. Tanpa adanya bahan bakar, entah itu solar, bensin, tenaga listrik, atau yang lainnya, sebuah kendaraan sudah bisa dipastikan tidak akan jalan. itulah sebabnya pada sebuah kendaraan, apa pun bentuknya, pasti membutuhkan bahan bakar untuk bisa beroperasi.
Jenis-jenis Kebutuhan
Kebutuhan juga terbagi dalam beberapa jenis, yang sering kali kita temukan ataupun alami sendiri. Berikut tiga di antaranya:
- Kebutuhan Berdasarkan Sifat. Kita mengenal kebutuhan berdasarkan pada dua sifat, jasmani dan rohani. Kebutuhan bersifat jasmani bisa berupa: konsumsi makanan sehat, rutin dan giat dalam berolahraga, serta beristirahat. Sementara kebutuhan yang bersifat rohani, adalah kebutuhan yang biasanya tidak kasatmata. Ini bisa mencakup: beribah kepada Tuhan, rekreasi ke taman wisata, atau pun mengistirahatkan pikiran sejenak dan jauh dari beban.
- Kebutuhan Berdasarkan Waktu. Kebutuhan juga bisa disortif berdasarkan waktu. Kebutuhan yang berdasarkan waktu terbagi menjadi tiga, seperti saat ini: Kebutuhan masa kini, atau kebutuhan sekarang, adalah jenis kebutuhan yang penting untuk kita penuhi dalam jangka waktu dekat. Ini bisa merupakan kebutuhan yang urgensi sehingga perlu dijadikan prioritas, contoh: kebutuhan untuk makan sehari-hari. Yang kedua adalah kebutuhan masa depan, yang mana merupakan kebutuhan yang pasti kita perlukan, tetapi kita masih memiliki waktu dalam upaya memenuhinya. Contoh: kebutuhan perlengkapan bayi, bagi seorang ibu yang tengah mengandung dan akan melahirkan dalam kurun waktu sembilan bulan ke depan. Ketiga adalah kebutuhan tak terduga, kebutuhan jenis ini biasa datang secara tiba-tiba dan mendadak, biaya berupa simpanan keuangan, seperti misalnya: berobat ke rumah sakit dikarenakan mengalami kecelakaan.
- Kebutuhan Berdasarkan Subjek. Kebutuhan jenis ini biasanya dilandasi oleh dua hal: individu atau kelompok. Kebutuhan individu pun bisa bermacam-macam dan pastinya akan berbeda-beda, misalnya: kebutuhan seorang anak yang masih di bangku sekolah dasar, tentu akan berbeda dengan yang telah duduk di bangku sekolah menengah. Begitu pun dengan kebutuhan kelompok: sekelompok dokter yang sedang menangani pasien positif Covid-19, tentu akan berbeda dengan kebutuhan sekelompok guru yang sedang mengajar di sekolah dasar.
Pengertian Kebutuhan vs Keinginan.
Berdasarkan ulasan di atas, jelas arti dari suatu kebutuhan. Bagaimana dengan keinginan? Keinginan adalah sesuatu yang “diinginkan” dan belum tentu sesuatu yang kita butuhkan. Keinginan bisa dikatakan sebagai bentuk sekunder dalam skala prioritas kebutuhan, atau bahkan dalam bentuk tertentu, keinginan bisa masuk ke dalam kategori tersier.
Kamu harus jeli terhadap dirimu sendiri, supaya kamu bisa membedakan mana yang merupakan keinginan dan mana yang merupakan kebutuhan. Kejelian tersebut akan menjadi kekuatan lebih untuk dirimu, supaya tidak terjerumus ke dalam perilaku konsumtif.
Pada dasarnya, manusia hanya membutuhkan 4 hal dalam upaya bertahan hidup, yaitu: makan dan minum, tempat tinggal, kesehatan dan kebersihan, lalu pakaian yang layak. Di luar dari itu, biasanya sudah menjadi suatu keinginan. Tidak ada yang salah dalam mempunyai keinginan, tapi penting bagi kita untuk tetap seimbang dalam mengatur keinginan dan kebutuhan, supaya kas keuangan kita tidak terhamburkan untuk sesuatu yang kurang bermanfaat.
Bagaimana Menjaga Kesimbangan Kebutuhan dan Keinginan?
Menerima apa yang telah kamu punya.
Seorang bijak pernah berkata, bahwa seorang yang beruntung adalah dia yang mampu mensyukuri apa yang telah dia punya. Penting bagi kita untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki, tentu tanpa melupakan impian yang tengah kita kejar. Bersikap menerima, atau pun ikhlas dengan apa yang telah kita miliki, bisa menjadi titik balik yang dapat membuat kita tidak bergantung pada materi tertentu untuk bisa bahagia dan merasa cukup.
Dengan pemahaman ini, kita jadi lebih bisa berpikiran jernih dalam memilah, mana yang dibutuhkan dan mana yang diinginkan. Kita pun akan lebih bisa menahan diri terhadap keinginan-keinginan yang berada di luar dari kemampuan kita.
Menuliskan Rencana Pengeluaran dan Pendapatan
Cara selanjutnya yang bisa kita terapkan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan, adalah menuliskan daftar keinginan dan kebutuhan.
Cobalah membuat daftar keinginan dan kebutuhan kamu, lalu buatlah skala prioritas menurut sifat, waktu, dan subjek, dalam hal kebutuhan. Dengan begini, kamu akan bisa menghitung dengan cemat terkait prioritas, mana yang merupakan kebutuhan mendesak, dan mana yang merupakan kebutuhan tidak mendesak. Jadikan daftar keinginan selalu di bawah dari daftar kebutuhan, supaya kamu bisa mengalokasikan keuangan kamu dengan lebih baik. Jangan sampai keinginanmu terpenuhi, sementara kebutuhanmu justru tidak.
Kesimpulan Penting
Tak sedikit orang yang mengalami masalah keuangan gara-gara hal ini. Ada saja orang yang terpaksa lebih mendahulukan membayar cicilan kredit motor, sementara untuk biaya makan besok orang tersebut malah justru memilih untuk berhutang dulu. Kalau sampai ini terjadi, berarti kita telah gagal dalam mengatur keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.
Kamu harus ingat bahwa memenuhi kebutuhan selalu menjadi prioritas, dibandingkan dengan mengikuti keinginan. Dalam berbagai situasi dan kondisi apa pun.
Terampil dalam mengatur kebutuhan dan keinginan juga merupakan urgensi yang perlu kita pelajari, baik dalam skala individu atau management perusahaan. Dalam skala perusahaan, dampak dari kepiawaian ini tentu akan jauh lebih menentukan lagi bagi jalannya perusahaan ke depan.
Sekian ulasan tentang arti kebutuhan dan keinginan dalam kacamata ekonomi. Bagi kamu yang sedang dalam masalah, atau kebingungan dalam mengatur dan menata keuangan kamu, bahkan perpajakan, kamu bisa hubungi kami di FR Consultant Indonesia.