Promosi Digital, Perbedaan Hard dan Soft Selling adalah
Soft selling adalah salah satu teknik promosi digital. Dalam pemasaran digital terdapat dua teknik promosi yang sudah cukup banyak diketahui. Di antaranya yaitu soft dan hard selling.
Bagi sebuah perusahaan atau pebisnis kedua teknik tersebut memiliki peran dan pengaruhnya masing-masing. Di mana hard sering dilakukan dengan cara terbuka oleh entrepreneur.
Sedangkan, soft selling merupakanteknik yang digunakan dengan lebih halus untuk merangkul konsumen. Karena, kedua jenis teknik memiliki tujuan sama. Mengajak dan mempromosikan produk kepada konsumen.
Pengertian Hard dan Soft Selling adalah
Hard selling kerap didefinisikan sebagai metode sales. Penjelasan dilakukan secara terbuka. Sehingga, konsumen diajak secara langsung untuk mengenal sebuah produk dan membelinya.
Tujuan utama pendekatan ini untuk membuat konsumen tergerak melakukan transaksi. Meski biasanya metode ini dilakukan oleh seorang sales. Tidak hanya dilakukan secara offline, metode hard juga dijalankan dengan beriklan online.
Jika dilihat dari prospek kerja sales. Sebenarnya penggunaan metode hard sangat efektif untuk meningkatkan penjualan. Tetapi, cara kerjanya terkesan terburu-buru sehingga banyak konsumen merasa tidak nyaman.
Tidak jauh berbeda, soft selling adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara lebih halus. Langkah ini cenderung membuat orang penasaran terlebih dahulu. Sehingga, konsumen sendiri akan memutuskan untuk mengenal barang yang ditawarkan lebih dalam.
Cara ini dinilai cukup efektif untuk mengikat konsumen. Sebab, pendekatannya dilakukan dengan cara santai dan tidak terburu-buru. Sehingga, mereka memiliki waktu untuk lebih mengenal dengan melihat pada beberapa iklan terkait barang yang ditawarkan.
Perbedaan Hard dan Soft Selling Berdasarkan Konsep Strategi Promosi
Sebenarnya perbedaan kedua teknik promosi penjualan tidak begitu jauh. Karena hard menggunakan pendekatan langsung. Sedangkan soft selling adalah pendekatan lebih halus.
Perbedaan pertama dalam segi strategi promosi yaitu jangka waktu. Dinilai cepat mempromosikan produk, teknik hard memiliki jangka waktu pendek. Sebab, tidak melalui proses basi-basi lumayan lama.
Konsumen langsung diajak untuk membeli produk. Meskipun terbilang cepat dalam menghabiskan stok. Cara ini tidak membuat produk dikenal luas oleh beberapa orang.
Sedangkan strategi promosi soft selling adalah jangka panjang. Melalui pendekatan halus, membuat produk lebih dikenal secara meluas. Pasalnya, langkah pertama untuk dilakukan yaitu meningkatkan rasa penasaran konsumen.
Perbedaan kedua yaitu dari segi ketertarikan konsumen. Metode hard membuat ketertarikan konsumen tidak bertahan lama. Sebab, konsumen tidak diberikan waktu untuk mengeksplor sendiri tentang produk yang ditawarkan.
Soft selling adalah metode untuk membuat konsumen dapat mengenal produk lebih dalam. Prosesnya tidak ditujukan untuk diri sendiri, tetapi juga banyak orang. Sehingga nilai perusahaan di mata pelanggan akan meningkat.
Dari segi penggunaannya, kedua metode ini berbeda. Meskipun beberapa perusahaan menggunakan keduanya sebagai media promosi. Tetapi, juga banyak dari pelaku bisnis memfokuskan pemasaran pada salah satu jenis saja.
Secara umum, hard selling sering digunakan oleh industri yang bergerak dalam sektor keuangan dan perbankan. Kedua perusahaan tersebut membutuhkan metode pemasaran secara langsung untuk memikat konsumen.
Sedangkan, kebanyakan pengguna soft selling adalah jasa konsultan dan manufaktur. Mereka butuh perkenalan halus melalui pengiklanan. Baik melalui sosial media maupun secara langsung.
Perbedaan Hard dan Soft Selling dari Aspek Cara Promosi
Tidak hanya pada strategi promosi saja, kedua metode tersebut juga memiliki perbedaan dari cara promosi. Salah satu perbedaan cara promosi yang dapat terlihat yaitu pemilihan sampel produk dan potongan harga yang diberikan.
Cara promosi soft selling adalah pembagian sample produk di pasaran. Kegiatan ini sangat efektif dilakukan pada produk keluaran terbaru. Sehingga, pengenalan produk dalam menjangkau masyarakat luas dengan sample.
Sedangkan hard selling menarik pelanggan dengan cara melakukan pemotongan harga jual. Secara umum, cara ini sangat efektif dilakukan. Pasalnya, banyak orang lebih tertarik dengan adanya diskon atau potongan harga pada produk.
Cara promosi hard selling sering kali lebih dapat memikat konsumen. Sebab, tidak jarang pendekatan dilakukan dengan menggunakan bonus pembelian. Pemasaran ini sering dijumpai pada beberapa produk berlabel buy 1 get 1.
Pemasarann Soft Selling
Pemasaran dengan cara pemberian informasi soft selling adalah implisit. Hanya menyampaikan manfaat penggunaan produk kepada pembeli. Hal ini dinilai kurang dapat menarik pelanggan jika disaingkan dengan promo pada produk yang sama.
Meski begitu informasi gambar yang disampaikan kepada audiens dengan cara soft selling cukup menarik. Pemasaran jenis ini biasanya ditambahi dengan kata-kata unik untuk memikat konsumen. Hal ini menjadi salah satu ikon pemasaran menarik.
Berbeda dengan cara promosi yang digunakan, hard selling lebih fokus pada pemberian berbagai macam doorprize. Dalam hal ini cara yang dipakai untuk memikat konsumen adalah promosi tersembunyi.
Konsumen harus membeli sebuah produk terlebih dahulu jika menginginkan hadiah. Di mana doorprize bisa di dapatkan dengan beberapa ketentuan. Cara ini efektif untuk meningkatkan penjualan di lapangan.
Perbedaan terakhir terkait cara promosi kedua teknik tersebut adalah pembuatan giveaway dan bundling. Meningkatkan rasa tertarik konsumen terhadap barang yang ditawarkan biasanya metode yang digunakan soft selling adalah giveaway.
Mengajak para konsumen mendapatkan barang secara gratis. Tentunya metode ini dipilih sebab akan memberikan beberapa ketentuan kepada pembeli. Salah satunya mengajak teman atau saudara untuk turut menggunakan barang yang sama.
Sedangkan promosi dengan teknik bundling menyatukan beberapa barang dalam pembelian satu paket. Cara ini dinilai cukup efektif untuk menghabiskan stock. Selain itu, akan membuat konsumen tergiur sebab dalam 1 paket terdapat beberapa barang. Sebenarnya menggunakan kedua metode tersebut sama saja dalam pemasaran. Hal yang menjadi kunci keberhasilan adalah konsistensi. Dalam hard, kamu dapat menawarkan produk secara langsung, sedangkan soft selling adalah pengenalan melalui iklan media.