Jenis Opini Audit Beserta Berbagai Prosedur Pelaksanaannya - Tips dan Trik Bisnis, Pembukuan, Payroll, Pajak, Pelatihan & Software Akuntansi

Jenis Opini Audit Beserta Berbagai Prosedur Pelaksanaannya

Audit atau istilah dari suatu proses pemeriksaan yang dilakukan ketika menginput atau membuat laporan keuangan bisnis dan perusahaan. Untuk lebih mudahnya adalah proses pemeriksaan terhadap hasil laporan yang sudah dibuat.

Proses pemeriksaan laporannya bisa dilakukan oleh dua pihak yakni internal seperti perusahaan. Dan juga pihak eksternal atau luar seperti auditor independen. Pemeriksaannya dijalankan dengan harapan mencegah fraud yang mungkin terjadi.

Seperti yang Kamu ketahui bahwa beberapa pihak diberikan kepercayaan untuk mengakses data penting perusahaan. Tapi, terdapat beberapa oknum yang akhirnya iseng mengubah atau mengotak-atik data perusahaannya tersebut sehingga terjadi fraud.

Dengan begitu, pihak perusahaan tentu akan dirugikan ketika terjadi kecurangan tersebut. Oleh sebab itu, kegiatan audit perlu dilakukan bahkan hingga berulang kali untuk memastikan tidak ada kesalahan di dalam data-datanya.

Mungkin Kamu berpikir bahwa melakukan pemeriksaan data secara berulang-ulang sangatlah membuang waktu. Tapi dengan melakukan hal itu, informasi atau data perusahaan menjadi lebih konkrit dan akurat.

Ketahui Jenis Opini dari Audit di Bidang Keuangan

Laporan keuangan merupakan catatan penting berisikan kondisi atau informasi ekonomi suatu perusahaan. Laporan tersebut digunakan oleh investor atau penanam modal untuk melihat kinerja dari perusahaannya tersebut.

Bagi seorang yang sudah dekat atau akrab dengan dunia akuntansi, laporan keuangan terlihat berbeda. Perbedaannya terletak pada jenis-jenisnya. Seperti beberapa jenis dari opini pemeriksaan di bawah ini.

Opini Wajar Tanpa Diberlakukan Pengecualian

Maksud dari hal ini adalah ketika seorang auditor tidak menemukan masalah pada data yang tersedia. Laporannya akan masuk kriteria jika lengkap, telah menerapkan standar audit, dan sesuai dengan prinsip.

Opini Wajar dengan Adanya Pengecualian

Seorang auditor harus memberikan pernyataan ini ketika menemukan kesalahan, tapi tidak terlalu berpengaruh pada data lainnya. Pernyataan juga dikeluarkan ketika pengaruh kesalahan tidak terdeteksi tapi terdapat kemungkinan timbulnya.

Opini Wajar Tanpa Adanya Pengecualian dan Terdapat Penjelasan

Opini ini akan dikeluarkan jika ditemui keadaan tertentu seperti tidak adanya aturan terkait laporan keuangan. Selain itu, adanya pengaruh dari ketidakpastian di masa depan yang tidak mungkin bisa diperkirakan.

Opini Tidak Wajar

Audit akan memiliki opini yang tidak wajar jika auditor menemukan adanya kesalahan pada penyajian data. Kesalahan tersebut dinilai mampu merambat dan menimbulkan berbagai permasalahan baru sehingga harus dituntaskan segera.

Opini Tanpa Disertakannya Pendapat

Dalam kondisi ini, auditor tidak mendapatkan bukti-bukti kuat untuk mendasari pengaruh adanya kesalahan penyajian. Kesalahannya itu tidak berpengaruh kepada laporan keuangan buatannya. Jika ada, maka sifatnya material dan pervasif.

Prosedur Audit untuk Hasil Data Lebih Akurat

Prosedur pengauditan merupakan beberapa instruksi yang perlu dipatuhi oleh auditor. Terdapat beberapa prosedur seperti inspeksi, pengamatan, konfirmasi, meminta keterangan, penelusuran, perhitungan, memeriksa bukti, dan mengulangi prosedurnya kembali.

Teknik atau prosedur paling dasar adalah inspeksi di mana merupakan sebuah pemeriksaan rinci mulai dari dokumen, dan catatan tertentu. Kegiatan ini dimaksudkan agar auditor mampu menentukan ketetapan persyaratan yang tepat.

Prosedur kedua adalah pengamatan atau observasi dengan melihat langsung data-data ketika melakukan audit. Bukan hanya data yang akan diamati pada proses ini, tapi karyawan dan lokasi kerjanya juga.

Selanjutnya adalah konfirmasi, di mana auditor harus melakukan penyelidikan dan mencari informasi pihak lainnya. Biasanya, auditor akan menanyakan beberapa klien terkait perusahaan. Klien akan memberikan bukti objektif yang bisa dipercaya.

Tahap selanjutnya adalah permintaan keterangan, auditor bukan hanya membutuhkan berbagai sudut pandang baik dari manajemen dan karyawan biasa. Dengan begitu, seorang auditor akan mendapat keterangan lain yang dijadikan bukti lisan.

Prosedur audit lainnya adalah tahap penelusuran dan perhitungan di mana seoranga auditor akan menelusuri berbagai data dari awal hingga akhir. Sedangkan perhitungan dilakukan untuk mengevaluasi catatan yang ada.

Kemudian, ada prosedur lain yakni pemeriksaan bukti-bukti pendukung yang ada ayat jurnal dalam catatan akuntansinya. Dengan begitu, auditor akan mendapatkan bukti-bukti kebenaran dari perlakuan akuntansinya.

Pelaksanaan ulang juga menjadi prosedur yang harus dipenuhi dan ditaati seorang auditor. Tekniknya sendiri dilakukan dengan membandingkan dokumen dengan catatan akuntansi yang ada untuk memperoleh bukti konkret.

Waktu Tepat Perusahaan Melakukan Audit

Sebenarnya semua waktu sama-sama tepat, sebuah perusahaan bisa saja melakukan pemeriksaan kapan saja. Tapi, ada baiknya untuk dilakukan di awal atau pada akhir tahun untuk dijadikan bahan evaluasi.

Untuk waktu yang paling tepatnya biasa dilakukan pada bulan Januari hingga Maret. Jika pada akhir tahun waktu yang tepat adalah sekitar bulan Oktober hingga Desember.

Namun, saat seorang pemimpin atau manajer merasa bahwa perusahaannya sedang berada pada kondisi kurang baik, audit bisa dilakukan secara berkala. Misalnya saja seperti 3 atau 6 bulan sekali.

Saat proses resiko sudah menjadi lebih rendah, Kamu bisa mengurangi pengauditannya. Apalagi ketika prosesnya telah matang dan bisa berjalan secara efisien. Dengan begitu, pengauditan boleh dilakukan setiap satu tahun sekali.

Namun, ketika menemukan berbagai kendala, ada baiknya untuk melakukannya setiap bulan. Proses audit harus terus dilakukan hingga tingkat resiko menjadi lebih rendah dari sebelum pengauditan.

Perlu Kamu ketahui jika pengauditan tersebut hanya perlu pada bagian internalnya atau dari bagian perusahaannya saja. Karena ini merupakan permasalahan yang perlu dibereskan oleh perusahaannya terlebih dahulu.

Untuk pengauditan eksternal, bisa dilakukan setiap setahun atau dua tahun sekali. Waktunya sendiri tergantung dari persyaratan regulasi atau customernya. Biasanya customer akan meminta waktu pengauditannya.

Mungkin masih banyak perusahaan yang belum menerapkan sistem manajemen pemeriksaan ini. Tapi, perlu diketahui jika audit sangat bermanfaat bagi perusahaan apalagi jika dilakukan secara terjadwal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel