Perbedaan Pengertian Client, Customer, dan Consumer
Orang yang bekerja dalam bidang pelayanan
pasti tidak asing dengan ketiga istilah mirip-mirip, seperti client, customer,
dan consumer. Ternyata ketiga istilah tersebut memiliki definisi berbeda. Namun,
karena mirip, banyak yang sering salah mengartikannya.
Secara singkat saja, kami jabarkan tiap
arti dari ketiga istilah di atas. Pertama, ada client yang artinya klien,
kemudian ada consumer artinya konsumen, terakhir costumer artinya pelanggan.
Masing-masing arti memberikan definisi berbeda dalam pengertian lebih luas.
Jika Anda adalah seorang pebisnis pemula,
penting dapat membedakan antara ketiga istilah di atas. Bukan hanya sebagai
sumber pengetahuan, namun juga berperan penting dalam menentukan strategi
pemasaran ke depannya agar lebih tepat sasaran.
Jika bisnis Anda sudah memiliki tim
marketing terpisah, penting melakukan koordinasi dalam mencapai target pasar.
Biasanya tim marketing pasti tahu perbedaan ketiga istilah di atas, kecuali
personilnya merupakan lulusan baru atau yang belum memiliki pengalaman kerja.
Definisi
Consumer, Customer, dan Client
Kami merangkum perbedaan antara customer,
consumer, dan client dalam pembahasan lebih lanjut berikut. Supaya lebih mudah,
kami pisahkan dalam pembahasan per poin:
- Consumer
Pertama, kita samakan persepsi dulu
tentang pengertian consumer yang artinya konsumen. KBBI membagi pengertian
konsumen menjadi tiga, diantaranya:
- Penerima
pesan melalui iklan.
- Pengguna
barang dari perusahaan terkait.
- Pengguna jasa dari perusahaan
tertentu.
Philip Kotler mengungkapkan bahwa
konsumen adalah orang yang membeli barang maupun jasa untuk digunakan sendiri.
Ini artinya konsumen tidak membeli barang maupun jasa untuk diperdagangkan
kembali, melainkan untuk digunakan bagi kepentingan sendiri.
Pendapat Kotler juga senada dengan apa
yang tertera dalam UU No 8 Tahun 99, dimana mengungkapkan pembelian oleh
seseorang. Namun, tujuannya bisa untuk sendiri, untuk teman, untuk kerabat,
untuk keluarga, untuk sesama, tetapi sama sekali bukan untuk dijual.
Jika menarik kesimpulan dari serangkaian
pendapat di atas, jelas bahwa konsumen merupakan pengguna terakhir. Kuncinya
satu, pembelian terhadap barang maupun jasa sama sekali tidak ditujukan untuk
dijual kembali ke tangan selanjutnya.
2.
Customer
Kedua, ada istilah customer atau
pelanggan. Ini berbeda dengan konsumen, meskipun dalam bahasa Inggris
pengucapannya nyaris sama. Pelanggan adalah orang yang membeli barang dan
menggunakannya secara tetap, itu kenapa disebut sebagai pelanggan atau
berlangganan.
Hamdani dan Lupiyoadi mengungkapkan bahwa
pelanggan adalah orang yang melakukan pembelian berulang kali dari tempat sama.
Pembelian tersebut bertujuan untuk memuaskan diri sendiri. Pendapat ini mudah
dipahami karena langsung senada dengan fakta lapangan.
Dari sini, ada perbedaan jelas antara
pelanggan dengan konsumen. Konsumen dan pelanggan sama-sama membeli barang
serta jasa. Namun, konsumen tidak berarti membeli secara kontinyu, sementara
pelanggan, atas berbagai alasan terus-menerus melakukan pembelian.
3. Client
Ketiga, ada istilah klien atau dalam
bahasa Inggris disebut sebagai client. Seorang klien lebih berfokus pada
penggunaan jasa dibandingkan barang. Klien biasanya lebih banyak membutuhkan saran
maupun nasihat karena produk pembelian bukan barang berbentuk fisik.
Mudahnya begini, kami berikan contoh
sederhana. Seseorang terjerat kasus pidana lalu meminta bantuan pengacara
mendampinginya dalam persidangan. Maka, posisi orang tersebut bisa dianggap
sebagai kliennya pengacara tertunjuk.
Kini, dari ketiga istilah di atas, kita
tarik lagi kesimpulan supaya posisi ketiganya terlihat jelas. Consumer adalah
pembeli produk barang atau jasa, tapi belum tentu berlangganan. Sementara itu
pelanggan adalah konsumen yang melakukan pembelian secara kontinyu.
Terakhir, ada klien yang fokus
pembeliannya pada jasa sehingga membutuhkan nasihat khusus karena nilai
kepuasannya bukan barang, tapi perasaan. Ketiganya harus dibedakan secara jelas
supaya tidak salah menentukan strategi pemasaran sebagai seorang pebisnis.
Karakteristik dari Pembeli yang Beragam
Dalam berbisnis, Anda akan menemukan
banyak karakteristik pembeli, mulai dari yang mudah dihadapi sampai yang sulit
dihadapi. Kami merangkumnya sebagai referensi dalam beberapa poin pembahasan
berikut:
- Pembeli
Produk Murah
Pembeli yang mementingkan harga murah
bisa mudah sekali ditemukan di mana saja. Umumnya pembeli dengan kriteria ini
melihat harga terlebih dahulu, baru kemudian menentukan kepuasan menggunakan
barang maupun jasa dari nilai paling murah tersebut.
Karakter pembeli dengan pertimbangan
harga termurah akan mengedepankan pencarian pada barang diskonan atau promo
akhir bulan. Strategi menghadapi pembeli begini adalah menggaet mereka dengan
iming-iming diskon besar-besaran dalam waktu tertentu.
- Pembeli
yang Sulit
Kebanyakan jenis pembeli yang sulit
karena mereka memiliki pengalaman tidak menyenangkan sebelumnya. Sebenarnya
tujuan pembeli ini untuk berhati-hati, namun karena terlalu banyak meragukan
kualitas produk maka terkesan menyulitkan pedagang.
Trik supaya bisa lolos menghadapi jenis
pembeli begini adalah bersabar dan tidak memasukkan omongannya ke dalam hati.
Pahami situasi hati pembeli supaya pembahasan diterima secara baik dan tidak
menimbulkan masalah bagi kedua belah pihak.
- Pembeli
Cerdas
Jenis pembeli sophisticated akan banyak
bertanya karena dirinya memiliki pengetahuan luas terkait produk yang Anda
jual. Jika pedagang memiliki wawasan tidak kalah luas atau bahkan lebih maka
bisa semudah membalikkan telapak tangan menghadapinya.
Karena biasanya jenis pembeli ini hanya
sulit ditaklukkan pada awalnya, namun pada akhirnya justru menyimpan
kepercayaan sangat besar. Mereka juga tidak akan ragu merekomendasikan bisnis
Anda pada orang lain karena mendapatkan kepuasan.
- Pembeli
Tanpa Pikir Panjang
Terakhir, jenis pembeli yang akan menjadi
favorit banyak pebisnis adalah mereka tidak banyak bertanya. Perihal harga juga
tidak akan menjadi masalah karena yang utama dicari adalah kualitas dari produk
barang atau jasa tertentu.
Tentunya, demi mendapatkan loyalitas
seperti ini butuh kerja keras memaksimalkan pelayanan serta meningkatkan
kualitas produk. Seorang pembeli affluent juga bisa berasal dari pembeli
sophisticated, dimana sebelumnya sudah menyulitkan pedagang di awal.
Cara yang Digunakan untuk Mempertahankan Pembeli Dalam
Bisnis
Untuk mempertahankan customer, client,
dan consumer, kunci utamanya ada dua, pertama kualitas produk dan kedua
kualitas layanan. Kualitas produk menjadi hal utama karena yang digunakan oleh
ketiganya adalah produk tersebut sehingga wajib memenuhi keinginan.
Sementara, dari segi pelayanan juga tidak
kalah penting karena kenyamanan dalam bertransaksi menentukan apakah orang mau
mengulangi pembelian atau tidak. Pelayanan terbaik ini penting, meskipun tidak
berhubungan langsung dengan kualitas produk.
Namun, jika misalkan saja Anda membuka
bisnis sale pisang, kemudian beberapa meter ada penjual sale pisang juga. Kedua
bisnis ini sama, perbedaannya adalah Anda mampu melayani pembeli dengan ramah,
namun pedagang sebelah tidak memasang senyum sama sekali.
Jika harganya sama, rasanya juga sama,
bahkan mereknya sama, tetapi pelayanannya berbeda. Dijamin orang akan lebih
memilih membeli produk yang Anda jual karena selain menerima bentuk kepuasan
dari produk, juga mendapatkan kenyamanan berbelanja.
Ada banyak cara memenuhi permintaan dan
kepuasan pembeli, terlebih dalam zaman yang serba mudah seperti sekarang ini.
Anda bisa meningkatkan pelayanan dengan sistem antar barang, tentunya menerapkan
ongkos kirim pada tiap alamat tujuan.
Melalui pelayanan optimal, orang tidak
akan ragu membayar biaya kirim karena mereka hanya tinggal menunggu di rumah
kemudian menerima barang pembelian. Pahami dulu ketiga istilah di atas,
kemudian lakukan strategi bisnis secara akurat.
Deskripsi: Orang yang bekerja dalam
bidang pelayanan pasti tidak asing dengan ketiga istilah mirip-mirip, seperti
client, customer, dan consumer.