Mengenal KPI (Key Performance Indikator) Bagi Perusahaan
Apabila Anda sedang menjalankan usaha
atau hendak menjalankan usaha tentunya ingin memiliki sebuah patokan yang jelas
tentang sejauh mana proses pencapaian targetnya. Apakah targetnya sudah
tercapai, hampir tercapai, atau masih jauh.
Tentunya untuk bisa mengetahui kondisi
tersebut harus memiliki sebuah acuan serta ukuran – ukurannya. Contohnya ketika
hendak bepergian ke suatu tempat, ada acuan tempatnya serta ukuran jarak atau
waktu tempuhnya. Namun acuan ukuran saja belum cukup.
Perhatikanlah ilustrasi berikut,
seseorang ingin pergi ke suatu desa lalu naik angkutan umum. Karena belum
pernah ke sana, dirinya bertanya pada sopir apakah desa tujuannya sudah dekat.
Supirnya menjawab tinggal sebentar lagi, setelah 1 jam baru dirinya sampai.
Ternyata memiliki acuan atau ukuran
saja belum cukup untuk bisa membantu mengetahui kondisi terkini terhadap
capaian targetnya. Harus ada ukuran lebih baku lagi, inilah yang disebut
sebagai Key Performance Indikator (KPI) dalam sebuah perusahaan.
Memahami Apa Itu
KPI (Key Performance Indikator)
Pernahkah bekerja dalam sebuah tim
untuk perusahaan, baik sebagai koordinator atau anggota biasa. Pastinya pernah
menjumpai tentang target atau pemberian tanggungan serta capaian yang harus
diraih. Baik secara harian maupun mingguan.
Adanya target capaian dan hal – hal
yang perlu dikerjakan untuk mencapainya disebut sebagai Key Performance
Indikator (KPI). Baik berkaitan dengan finansial maupun bidang non-finansial.
Melalui KPI anggota bisa mengoptimalkan langkahnya kemudian atasan bisa
memantaunya.
Menurut pandangan beberapa pakar,
seperti investasi menyatakan bahwa indikator yang termasuk
dalam KPI adalah memiliki ukuran – ukuran jelas serta bersifat kuantitatif atau
dapat dikonversikan sebagai angka – angka. Apabila tidak, akan sulit mengetahui
kondisi obyektifnya.
Kesalahan umum sebuah perusahaan dalam
menentukan ukuran maupun acuan cenderung bersifat kualitatif, contohnya ukuran
tentang kepemimpinan atasan atau paling gampang adalah proses dan kinerja
karyawannya tanpa adanya ukuran poin nilainya.
Tentu akan sulit untuk menentukan
apakah kepemimpinan seorang atasan mampu memberikan pengaruh positif terhadap
bawahannya. Begitu juga bawahannya apakah bisa dikatakan bahwa dirinya
produktif ketika tidak punya ukuran poinnya.
Langkahnya untuk bisa mengubah
acuannya agar lebih mudah dibaca dan dinilai, mengubahnya menjadi indikator
yang bisa dikuantifikasikan. Seperti mengenai kepemimpinan tadi, dipecah
kembali menjadi hal yang lebih mudah dikuantifikasikan, contohnya meningkatnya
10% target penjualan.
Selain digunakan sebagai patokan dan
acuan, dapat juga digunakan sebagai langkah untuk menentukan nilai bagaimana
sebuah perusahaan dalam mengeksekusi visi strategisnya. Nantinya dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaannya.
Manfaat KPI bagi Sebuah Perusahaan
Adanya sebuah indikator terhadap
berbagai hal memberikan manfaat bagi perusahaan, bahkan kehadirannya penting
untuk menjaga produktivitas perusahaannya. Berikut beberapa manfaat lainnya ketika
sebuah perusahaan menyusun sebuah KPI.
1.
Mengurangi Penilaian Bersifat Subyektif
Tidak jarang ada atasan menegur
bawahan karena dianggap tidak produktif sedangkan dari sisi karyawannya
menganggap dirinya sudah produktif dan bekerja keras. Perbedaan pandangan
tersebut cenderung bersifat subyektif.
Salah satu penyebabnya adalah tidak
adanya ukuran dan standar yang jelas terkait penilaian dan kinerja dari
karyawannya. Adanya KPI memudahkan proses penilaian dan mengurangi potensi
subyektif, tinggal memeriksa kembali ke standar dan pencapaian kerjanya.
2.
Menumbuhkan Semangat dan Motivasi Karyawan
Karyawan cenderung lebih semangat
bekerja apabila mengetahui dengan pasti bagaimana target atau yang diinginkan
oleh perusahaan. Kejelasan dan transparansi tersebut juga bisa menjadi
pelindung bagi karyawan agar tidak dipaksa bekerja melebihi kapasitasnya.
Selain itu adanya indikator jelas
tentang pencapaian target juga membantu atasan dalam memberikan reward bagi
karyawannya. Reward – reward inilah nantinya menjadi pemicu motivasi bagi para
karyawannya. Sehingga produktivitas tetap terjaga.
Selain itu adanya KPI memungkinkan
karyawan agar terus berkomunikasi, baik antar karyawan maupun dengan atasannya.
Fungsinya adalah memastikan dirinya dapat mencapai target indikatornya dan
meningkatkan kapasitasnya. Apabila berlanjut bisa memunculkan budaya edukasi.
3.
Memudahkan Evaluasi Kinerja
Evaluasi pada dasarnya adalah
perbandingan antara nilai deal atau target dengan realisasi, tentu salah satu
unsur terpenting adalah acuan atau ukuran targetnya. Adanya KPI memudahkan
proses perbandingan tersebut karena sifatnya kuantitas.
Tidak hanya bisa mengetahui bagaimana
prosesnya, bisa juga mengidentifikasi potensi masalah yang akan terjadi
sehubungan dengan pencapaian targetnya. KPI memungkinkan memberikan informasi
secara real time, sehingga manajer bisa mengevaluasinya sesegera mungkin.
Faktor – faktor
Penentu Efektivitas KPI
Menyusun KPI tentu tidak mudah karena
perlu memperhatikan dan menganalisis banyak sekali data – data terkait
perusahaan, termasuk pendetailan tentang visinya. Terkadang tidak banyak orang
ingin melalui proses rumit tersebut dan akhirnya mengadopsi KPI lain.
Akibatnya tidak sedikit perusahaan
yang merasa bahwa key performance indicatornya tidak berhasil atau tidak mencerminkan
tentang kondisi perusahaannya secara utuh. Dan pada akhirnya tidak digunakan
atau bahkan menuntun pada kegagalan.
Untuk memastikan KPI-nya efektif, maka
harus mempertimbangkan beberapa hal yang menyertainya. Pertama adalah mengenai
tujuan dari perusahaannya sendiri. Diperlukan informasi kejelasan tentang
tujuan dan cara pencapaiannya, semakin terukur semakin baik.
Faktor kedua adalah komunikasi,
seperti yang telah dijelaskan pada manfaat key performance indikator
sebelumnya, ketika karyawan mengetahui target atau keinginan dari atasannya
maka semangat dan produktivitasnya bisa meningkat drastis.
Kurangnya komunikasi antara atasan dan
karyawannya akan menghilangkan peran dari KPI-nya sebagai pendorong semangat
kerja bagi perusahaan. Selain itu juga biasanya
subyektif akan tetap berkembang, karena sistem kontrolnya tidak terbuka atau
transparan.
Faktor ketiga adalah teknologi,
tentunya akan lebih baik apabila terdapat teknologi yang mampu mencatat
bagaimana performa setiap karyawannya. Mulai dari sistem pelaporan, sistem
penilaian, dan sistem evaluasi. Semakin cepat sistemnya bekerja, semakin baik
pengambilan keputusannya.
Langkah – langkah
Pembuatan KPI Bagi Perusahaan
Untuk menyusun KPI agar bisa efektif
dan mencerminkan kondisi perusahaan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Cara terbaik adalah mengadopsi “SMART” untuk menyusun key performance Indikator
bagi sebuah perusahaan.
1.
Specific
Spesifik berarti harus terukur secara
jelas, tidak boleh mengambang atau terlalu umum dalam menyusun KPI-nya. Potensi
bias dan sulit diukur apabila indikatornya terlalu umum.
2.
Measurable
Harus dapat diukur, terutama secara
kuantitatif maupun kualitatif (lebih memudahkan ketika kuantitatif). Kejelasan
tersebut juga membantu bawahan untuk memahami instruksi atasannya.
3.
Achievable
Pastikan dalam menyusun KPInya harus
dapat dicapai oleh karyawannya, bergantung target dan strategi, tantangan yang diberikan bisa bervariasi. Mulai dari
mudah dicapai hingga sulit dicapai.
4.
Relevant
Pastikan menyusun key performance
indikator harus sesuai dengan tujuan dari perusahaannya. Mengingat fungsinya
adalah mengetahui bagaimana kondisi perusahaannya saat itu dan digunakan
sebagai bahan evaluasi.
5.
Timebound
Hal paling penting dalam menyusun
sebuah perencanaan maupun alat evaluasi adalah adanya batas waktu. Tanpa adanya
batas waktu, sulit menumbuhkan kesadaran dan urgensi untuk mencapai targetnya.
Bisa saja targetnya molor – molor atau ditunda untuk dicapai.
Sebuah perusahaan memiliki tujuan
didirikannya, dalam sebuah bisnis tentu mendatangkan manfaat bagi masyarakat
menjadi salah satu tujuannya. Namun dalam upaya mencapainya perlu dibarengi
dengan berbagai hal pendukung, salah satunya kesamaan gerak.
Selain itu perlu juga mengetahui sejauh mana tujuan atau targetnya tercapai, namun harus bisa terukur secara obyektif agar bisa menentukan langkah dan evaluasi yang rasional. Untuk menjembatani hal tersebut, diperlukanlah key performance indikator dalam perusahaan.
Deskripsi: Apabila Anda sedang menjalankan usaha atau hendak menjalankan usaha tentunya ingin memiliki sebuah patokan yang jelas tentang sejauh mana proses pencapaian targetnya.