Perhitungan Pajak PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Terbaru 2020
Minggu, 26 April 2020
Edit
Perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli
Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Tahun 2019 mengacu pada Undang-Undang Perpajakan RI No 36 Tahun 2008 khususnya mengenai Tarif Penghasilan Kena Pajak, Peraturan Ditjen Pajak Nomor : PER-16/PJ/2016 mengenai Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21, dan Besaran tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak sesuai dengan PMK Nomor : 101/PMK.010/2016.Kategori Tenaga Ahli Menurut Direktorat Jenderal Pajak
Sesuai dengan Peraturan Ditjen Pajak Nomor : PER-16/PJ/2016, Tenaga Ahli adalah seseorang yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari Dokter, Konsultan, Notaris, Akuntan, Pengacara, Arsitek, Aktuaris dan Jasa Penilai.
Dalam Peraturan tersebut Tenaga Ahli dikategorikan kedalam penerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan jasa dan bukan sebagai pegawai atau karyawan.
Tarif Pemotongan PPh Pasal 21 Bagi Tenaga Ahli
Besaran Tarif penghasilan kena pajak PPh Pasal 21 atas Tenaga Ahli sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008, Pasal 17 Ayat 1 adalah sebagai berikut :
No
|
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
|
Tarif Pasal 17
|
1.
|
Sampai dengan (s/d) 50 juta rupiah
|
5%
|
2.
|
50 s/d 250 juta rupiah
|
15%
|
3.
|
250 s/d 500 juta rupiah
|
25%
|
4.
|
Diatas 500 juta rupiah
|
30%
|
Baca Juga : Perhitungan PPh 21 Penulis
Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Terbaru 2019
Berikut akan dijelaskan mengenai perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli yang mendapatkan penghasilan bersifat berkesinambungan dan tidak berkesinambungan yang diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja.
A. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Dengan Penghasilan Berkesinambungan.
A.1. Tenaga Ahli Yang Memperoleh Penghasilan Lebih Dari Satu Pemberi Kerja.
Sebagai ilustrasi pada Tahun 2016, Saudari dr. Rahmayanti adalah seorang dokter umum yang membuka praktek di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Atas jasa tersebut sesuai dengan perjanjian tertulis, Beliau mendapatkan bagi hasil (Profit Sharing) sebesar 75%, sisanya 25% adalah bagian penerimaan untuk rumah sakit RSCM tersebut.
Selain itu Beliau juga membuka praktek dokter di RS Islam Jakarta.
Selain itu Beliau juga membuka praktek dokter di RS Islam Jakarta.
Data penghasilan bruto yang diperoleh dr. Rahmayanti dari praktek di Rumah Sakit RSCM selama Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Bulan
|
Penghasilan Bruto
|
Jumlah
|
January
|
45.000.000
|
45.000.000
|
February
|
38.000.000
|
83.000.000
|
March
|
28.000.000
|
111.000.000
|
April
|
44.000.000
|
155.000.000
|
May
|
48.000.000
|
203.000.000
|
June
|
65.000.000
|
268.000.000
|
July
|
57.500.000
|
325.500.000
|
August
|
45.000.000
|
370.500.000
|
September
|
48.000.000
|
418.500.000
|
October
|
49.000.000
|
467.500.000
|
November
|
48.000.000
|
515.500.000
|
December
|
67.000.000
|
582.500.000
|
Total
|
582.500.000
|
582.500.000
|
A.1.1. Rumus Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan Yang Menerima Penghasilan Lebih Dari Satu Pemberi Kerja
(Penghasilan Bruto X 50%) X Tarif Pasal 17
Penghasilan Bruto dihitung secara kumulatif
A.1.2. Perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan Yang Menerima Penghasilan Lebih Dari Satu Pemberi Kerja
Dari data penghasilan yang diperoleh, maka besaran pajak pph 21 terutang adalah sebagai berikut :
(Dalam Ribuan Rupiah)
Catatan :
(Dalam Ribuan Rupiah)
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6) = (3) X (5)
|
Bulan
|
PB
|
PKP
|
PKP
Kumulatif
|
Tarif
Pasal 17
|
PPh 21
Terutang
|
Jan
|
45.000
|
22.500
|
22.500
|
5%
|
1.125
|
Feb
|
38.000
|
19.000
|
41.500
|
5%
|
950
|
Mar
|
28.000
-
|
8.500
5.500
|
50.000
55.500
|
5%
15%
|
425
825
|
Apr
|
44.000
|
22.000
|
77.500
|
15%
|
3.300
|
May
|
48.000
|
24.000
|
101.500
|
15%
|
3.600
|
Jun
|
65.000
|
32.500
|
134.000
|
15%
|
4.875
|
Jul
|
57.500
|
28.750
|
162.750
|
15%
|
4.313
|
Aug
|
45.000
|
22.500
|
185.250
|
15%
|
3.375
|
Sept
|
48.000
|
24.000
|
209.250
|
15%
|
3.600
|
Oct
|
49.000
|
24.500
|
233.750
|
15%
|
3.675
|
Nov
|
48.000
-
|
16.250
7.750
|
250.000
257.750
|
15%
25%
|
2.438
1.938
|
Dec
|
67.000
|
33.500
|
291.250
|
25%
|
8.375
|
TOTAL
|
582.500
|
291.250
|
291.250
|
42.813
|
PB : Penghasilan Bruto
PKP : Penghasilan Kena PajakTotal pajak penghasilan PPh 21 adalah sebesar Rp. 42.812.500,-
Angsuran pembayaran PPh 21 Terutang dilakukan sesuai dengan jumlah nominal per bulannya, dengan masa jatuh tempo adalah paling lambat setiap Tanggal 10 pada bulan berikutnya.
Apabila pada Tanggal 10 tersebut bersamaan dengan hari libur dan cuti bersama nasional, maka jadwal pembayarannya dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Sanksi administrasi atas keterlambatan pembayaran angsuran pph 21 ini adalah sebesar 2% per bulan dihitung sejak tanggal jatuh tempo.
A.1.3. Perhitungan Cepat Total PPh 21 Terutang
Sebagai gambaran ringkas dan pemahaman tentang perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli diatas, Anda bisa melakukan perhitungan secara global untuk memeriksa apakah perhitungan tersebut nilainya adalah benar.
Terutama pada saat pelaporan SPT Tahunan, Anda juga bisa memeriksa seberapa besar nilai PPh 21 Terutang yang belum Anda bayar.
Cara perhitungannya adalah sebagai berikut :
Deskripsi Penghasilan
|
Penghasilan Kena Pajak
|
Tarif Pasal 17
|
PPh 21 Terutang
|
sd 50 Juta
|
50,000,000
|
5%
|
2,500,000
|
50 sd 250 juta
|
200,000,000
|
15%
|
30,000,000
|
250 sd 500 Juta
|
41,250,000
|
25%
|
10,312,500
|
Total
|
291,250,000
|
42,812,500
|
A.2 Tenaga Ahli Yang Memperoleh Penghasilan Hanya Dari Satu Pemberi Kerja.
Apabila dalam satu Tahun Periode Pajak Tenaga Ahli tersebut memperoleh penghasilan berkesinambungan hanya dari satu pemberi kerja, maka mereka bisa mengajukan pengurangan penghasilan kena pajak berupa Tunjangan PTKP.
Besaran nilai PTKP yang berlaku saat ini di Tahun 2019 sebelum dikeluarkanya Peraturan Pemerintah pengganti PMK Nomor : 101/PMK.010/2016
Besaran nilai PTKP yang berlaku saat ini di Tahun 2019 sebelum dikeluarkanya Peraturan Pemerintah pengganti PMK Nomor : 101/PMK.010/2016
Syarat utama Tenaga Ahli yang mendapat tunjangan PTKP tersebut adalah sebagai berikut :
- Mendapatkan penghasilan hanya dari satu pemberi kerja ;
- Memiliki NPWP ;
- Fotocopy NPWP Suami bagi wanita kawin beserta Surat Nikah, dan Kartu Keluarga ;
Sebagai ilustrasi dari data dr. Rahmayanti diatas. Beliau memiliki suami yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak serta memiliki NPWP dan bekerja di PT. Anugrah. dr. Rahmayanti melampirkan fotocopy NPWP Suami, Surat Nikah dan Kartu Keluarga. dr. Rahmayanti hanya bekerja membuka praktek di Rumah Sakit RSCM saja, dan memiliki Surat Pernyataan secara tertulis kepada rumah sakit tersebut.
A.2.1. Rumus Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan yang Memperoleh Penghasilan Hanya Dari Satu Pemberi Kerja
((Penghasilan Bruto X 50%) – PTKP) X Tarif Pasal 17
Penghasilan Bruto Dihitung Secara Kumulatif
A.2.2. Perhitungan PPh 21 Tenaga Ahli Penghasilan Berkesinambungan yang Memperoleh Penghasilan Hanya Dari Satu Pemberi Kerja
Dari data penghasilan bruto yang diperoleh dr. Rahmayanti di Rumah Sakit RSCM selama Tahun 2016, perhitungan PPh 21 terutang adalah sebagai berikut :
(Dalam Ribuan Rupiah)
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5) = (3) - (4)
|
Bulan
|
PB
|
PB X 50%
|
PTKP
|
PKP
|
Jan
|
45.000
|
22.500
|
4.500
|
18.000
|
Feb
|
38.000
|
19.000
|
4.500
|
14.500
|
Mar
|
28.000
|
14.000
|
4.500
|
9.500
|
Apr
|
44.000
|
22.000
|
4.500
|
8.000
|
9.500
| ||||
May
|
48.000
|
24.000
|
4.500
|
19.500
|
Jun
|
65.000
|
32.500
|
4.500
|
28.000
|
Jul
|
57.500
|
28.750
|
4.500
|
24.250
|
Aug
|
45.000
|
22.500
|
4.500
|
18.000
|
Sep
|
48.000
|
24.000
|
4.500
|
19.500
|
Oct
|
49.000
|
24.500
|
4.500
|
20.000
|
Nov
|
48.000
|
24.000
|
4.500
|
19.500
|
Dec
|
67.000
|
33.500
|
4.500
|
29.000
|
TOTAL
|
582.500
|
291.250
|
54.000
|
237.250
|
(Dalam Ribuan Rupiah)
(1)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8) = (5) x (7)
|
Bulan
|
(Pindahan)
PKP
|
Kumulatif
|
Tarif
Pasal 17
|
PPh 21
Terhutang
|
Jan
|
18.000
|
18.000
|
5%
|
900
|
Feb
|
14.500
|
32.500
|
5%
|
725
|
Mar
|
9.500
|
42.000
|
5%
|
475
|
Apr
|
8.000
|
50.000
|
5%
|
400
|
9.500
|
59.500
|
15%
|
1.425
| |
May
|
19.500
|
79.000
|
15%
|
2.925
|
Jun
|
28.000
|
107.000
|
15%
|
4.200
|
Jul
|
24.250
|
131.250
|
15%
|
3.638
|
Aug
|
18.000
|
149.250
|
15%
|
2.700
|
Sep
|
19.500
|
168.750
|
15%
|
2.925
|
Oct
|
20.000
|
188.750
|
15%
|
3.000
|
Nov
|
19.500
|
208.250
|
15%
|
2.925
|
Dec
|
29.000
|
237.250
|
15%
|
4.350
|
TOTAL
|
237.250
|
237.250
|
30.588
|
PB : Penghasilan Bruto
PKP : Penghasilan Kena PajakPTKP : Penghasilan Tidak Kena Pajak
A.2.3. Perhitungan Cepat Total PPh 21 Terutang
Cross-check Data Pajak PPh 21 Terutang dari tabel diatas dengan menghitung Total Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan Tarif PPh Pasal 17 :
Deskripsi Penghasilan
|
Penghasilan Kena Pajak
|
Tarif Pasal 17
|
PPh 21 Terutang
|
sd 50 Juta
|
50.000.000
|
5%
|
2.500.000
|
50 sd 250 juta
|
187.250.000
|
15%
|
28.087.500
|
Total
|
237.250.000
|
30.587.500
|
B. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Tenaga Ahli Dengan Penghasilan Tidak Bersifat Berkesinambungan.
Sebagai contoh ilustrasi : Tuan Charles berprofesi sebagai seorang pengacara. Suatu saat Tuan Charles menangani sebuah kasus dan atas jasanya, Beliau memperoleh komisi sebesar 620.000.000,- Rupiah dari PT. Surya Cipta yang berlokasi di Jakarta. Tuan Charles terdaftar sebagai Wajib Pajak dan memiliki kartu NPWP.
Rumus Menghitung PPh 21 Tenaga Ahli atas Penghasilan Tidak Bersifat Berkesinambungan :
(Penghasilan Bruto X 50%) X Tarif Pasal 17
Perhitungan PPh 21 Terutang atas komisi yang diperoleh Tuan Charles adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
50% X 620.000.000 = 310.000.000,-
2. Perhitungan PPh 21 Terutang:
Tarif Pasal 17
|
Penghasilan Kena Pajak
|
PPh 21 Terutang
|
5%
|
50.000.000,-
|
2.500.000,-
|
15%
|
200.000.000,-
|
30.000.000,-
|
25%
|
60.000.000,-
|
15.000.000,-
|
TOTAL
|
310.000.000,-
|
47.500.000,-
|
Apabila Tuan Charles tidak memiliki NPWP, maka besarnya PPh 21 akan dikenakan biaya tambahan 20% dari tarif normal atau nilai pajak PPh 21 terutangnya adalah sebesar 47.500.000 X 120% = Rp. 57.000.000,-